Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.[6]
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :[6]
* Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
* Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
[sunting] Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.[7] Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:[7]
* Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
* Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
* Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
* Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru
[sunting] Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya.[8] Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan.[8] Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.[3]
[sunting] Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga.
[sunting] Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.
2. Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
[sunting] Cara Membuat
1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.
2. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.
5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.
[sunting] Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)[rujukan?]
[sunting] Bahan
1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
3. Dedak 1 bagian.
4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
[sunting] Cara Membuat
1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
5. Pertahankan temperatur 40-600 C.
6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
[sunting] Macam-Macam Kompos[rujukan?]
1. Kompos Praktis I.[9]
2. Kompos Praktis II.
3. Kompos Praktis III.
4. Kompos Sampah Rumah Tangga.
5. Kompos Tinja.
6. Kompos BIPIK.
Tempatkanlah sampah pada tempatnya
[sunting] Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga.[10]
* Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
* mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
* Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
* Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
* Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
* Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
[sunting] Kekurangan Mengolah Sampah Organik[rujukan?]
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.[11] Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.[11] Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.[11]
sumber wikipedia
gundarma.ac.id
Tuesday, January 4, 2011
Flea (musician)
Background information
Birth name Michael Peter Balzary
Born October 16, 1962 (1962-10-16) (age 48)
Burwood, Melbourne, Australia
Genres Funk rock, alternative rock, punk rock
Instruments Bass guitar, trumpet, vocals
Years active 1983–present
Labels Warner Bros. Records, EMI
Associated acts Red Hot Chili Peppers, Fear, Jane's Addiction, What Is This?, Dead Kennedys, The Mars Volta, Atoms for Peace
Notable instruments
Modulus Flea Bass
Fender Jazz Bass
Music Man Stingray
Fleabass
Fender Precision Bass
Michael Peter Balzary (born October 16, 1962), more commonly known by the stage name Flea, is an Australian-American bassist, trumpet player, and occasional actor. He is best known as the bassist and co-founding member of the alternative rock band Red Hot Chili Peppers. His work with the band incorporates several musical styles, ranging from aggressive slap bass to more subdued and melodic techniques. Aside from the Red Hot Chili Peppers, he has collaborated with many artists, including Jane's Addiction, Thom Yorke, The Mars Volta, and Alanis Morissette. Drawing influences from funk music and punk rock, Flea centers his bass playing on simplicity and minimalism while viewing complexity as a device that should be used in moderation.
Originally a trumpet prodigy, Flea learned to play bass in high school from close friend and future Red Hot Chili Peppers guitarist Hillel Slovak, who required a bassist for his band Anthym. Flea joined the group, but quit several months later in order to play for the punk rock outfit Fear. He soon rejoined Slovak to form an intended one-off band along with fellow high school alumni Anthony Kiedis and Jack Irons; the impromptu collaboration would ultimately give birth to the Red Hot Chili Peppers. Flea has made numerous forays into acting, appearing in films that span many genres such as Back to the Future Part II (1989), My Own Private Idaho (1991), and The Big Lebowski (1998).
from wikipedia
gunadarma.ac.id
Birth name Michael Peter Balzary
Born October 16, 1962 (1962-10-16) (age 48)
Burwood, Melbourne, Australia
Genres Funk rock, alternative rock, punk rock
Instruments Bass guitar, trumpet, vocals
Years active 1983–present
Labels Warner Bros. Records, EMI
Associated acts Red Hot Chili Peppers, Fear, Jane's Addiction, What Is This?, Dead Kennedys, The Mars Volta, Atoms for Peace
Notable instruments
Modulus Flea Bass
Fender Jazz Bass
Music Man Stingray
Fleabass
Fender Precision Bass
Michael Peter Balzary (born October 16, 1962), more commonly known by the stage name Flea, is an Australian-American bassist, trumpet player, and occasional actor. He is best known as the bassist and co-founding member of the alternative rock band Red Hot Chili Peppers. His work with the band incorporates several musical styles, ranging from aggressive slap bass to more subdued and melodic techniques. Aside from the Red Hot Chili Peppers, he has collaborated with many artists, including Jane's Addiction, Thom Yorke, The Mars Volta, and Alanis Morissette. Drawing influences from funk music and punk rock, Flea centers his bass playing on simplicity and minimalism while viewing complexity as a device that should be used in moderation.
Originally a trumpet prodigy, Flea learned to play bass in high school from close friend and future Red Hot Chili Peppers guitarist Hillel Slovak, who required a bassist for his band Anthym. Flea joined the group, but quit several months later in order to play for the punk rock outfit Fear. He soon rejoined Slovak to form an intended one-off band along with fellow high school alumni Anthony Kiedis and Jack Irons; the impromptu collaboration would ultimately give birth to the Red Hot Chili Peppers. Flea has made numerous forays into acting, appearing in films that span many genres such as Back to the Future Part II (1989), My Own Private Idaho (1991), and The Big Lebowski (1998).
from wikipedia
gunadarma.ac.id
Billy Sheehan
William "Billy' Sheehan" (born on March 19, 1953, in Buffalo, New York) is an American bassist known for his work with Talas, Steve Vai, David Lee Roth, Mr. Big, and Niacin. Sheehan has won the "Best Rock Bass Player" readers' poll from Guitar Player Magazine five times for his "lead bass" playing style.[1] Sheehan's repertoire includes the use of chording, two-handed tapping, right hand "three finger picking" technique and controlled feedback. However, Sheehan is also noted as a steady "true" bassist, fulfilling the traditional supportive role of the electric bass in the rock rhythm section. He has been a member of the Church of Scientology since 1971[2] and appeared on the street offering to defend it during Project Chanology.[3]
Early years
Billy Sheehan's first electric bass was a Hagström FB, which was soon sistered by a Precision bass similar to Tim Bogert's. After acquiring the Precision bass, he removed the frets from the Hagström. Over the years, he heavily modified the Precision bass as well, adding a neck pickup and additional support for the bolt-on neck, which Sheehan considers its greatest weakness. The neck pickup was added for what Sheehan referred to as "super deep low end" modelled after Paul Samwell-Smith of the Yardbirds. The Gibson EB-0 type pickup in the neck and the original split Precision bass pickup each have their own separate output jacks on the bass itself, allowing for control of the tone via the bass. Sheehan also uses two amps to achieve his signature tone (as do Chris Squire of Yes and Dug Pinnick of King's X), one with full distortion and notch filtering to sound more guitar-like for solos, and one super-clean for the low end of the neck pickup. This bass has been retired, but he affectionately refers to it as "The Wife".[4] Sheehan's signature yamaha bass is based on this guitar.
[edit] 2000-present
In January 2009 Billy Sheehan reunited with his old Mr Big band members: Eric Martin, Paul Gilbert and Pat Torpey for a reunion tour in Japan. In April 2009 Sheehan's third solo album, Holy Cow!, produced by Simone Sello, was released by Mascot Records. The album features guest appearances from Paul Gilbert, ZZ Top's Billy Gibbons and King's X bassist Doug Pinnick. Gilbert has stated in an interview that his amicable collaboration with Billy on Holy Cow!, recorded prior to January, was likely a factor in the decision to reunite Mr Big.[5] As of September 2010, Mr. Big is still together and they are currently recording a new album with producer Kevin Shirley.[6]
From Wikipedia, the free encyclopedia
gunadarma.ac.id
Early years
Billy Sheehan's first electric bass was a Hagström FB, which was soon sistered by a Precision bass similar to Tim Bogert's. After acquiring the Precision bass, he removed the frets from the Hagström. Over the years, he heavily modified the Precision bass as well, adding a neck pickup and additional support for the bolt-on neck, which Sheehan considers its greatest weakness. The neck pickup was added for what Sheehan referred to as "super deep low end" modelled after Paul Samwell-Smith of the Yardbirds. The Gibson EB-0 type pickup in the neck and the original split Precision bass pickup each have their own separate output jacks on the bass itself, allowing for control of the tone via the bass. Sheehan also uses two amps to achieve his signature tone (as do Chris Squire of Yes and Dug Pinnick of King's X), one with full distortion and notch filtering to sound more guitar-like for solos, and one super-clean for the low end of the neck pickup. This bass has been retired, but he affectionately refers to it as "The Wife".[4] Sheehan's signature yamaha bass is based on this guitar.
[edit] 2000-present
In January 2009 Billy Sheehan reunited with his old Mr Big band members: Eric Martin, Paul Gilbert and Pat Torpey for a reunion tour in Japan. In April 2009 Sheehan's third solo album, Holy Cow!, produced by Simone Sello, was released by Mascot Records. The album features guest appearances from Paul Gilbert, ZZ Top's Billy Gibbons and King's X bassist Doug Pinnick. Gilbert has stated in an interview that his amicable collaboration with Billy on Holy Cow!, recorded prior to January, was likely a factor in the decision to reunite Mr Big.[5] As of September 2010, Mr. Big is still together and they are currently recording a new album with producer Kevin Shirley.[6]
From Wikipedia, the free encyclopedia
gunadarma.ac.id
sejarah god bless band
God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia. Dasawarsa 1970-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).
Era 1970-an
Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Beliau kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda). Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.
Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973. Beliau dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi beliau pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.
Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personil yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.
Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.
Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1975, God Bless merilis album perdananya.
Era 80-an
Personil God Bless pada album CERMIN
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Album Cermin (1980) mengandalkan lagu seperti Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam memainkannya. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.
Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.
Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun,setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karier solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.
Era 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.
Era 2000-an
Pada Februari 2009 lalu, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personil, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini. Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.
sumber : wikipedia
gunadarma.ac.id
Era 1970-an
Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Beliau kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda). Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.
Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973. Beliau dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi beliau pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.
Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personil yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.
Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.
Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1975, God Bless merilis album perdananya.
Era 80-an
Personil God Bless pada album CERMIN
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Album Cermin (1980) mengandalkan lagu seperti Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam memainkannya. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.
Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.
Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun,setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karier solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.
Era 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.
Era 2000-an
Pada Februari 2009 lalu, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personil, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini. Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.
sumber : wikipedia
gunadarma.ac.id
LAUT MATI
Laut Mati adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania.[1] Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi.[2] Laut mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.[2]
Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada Jordan Riff Valley dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.[2] Garam, kapur dan gypsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.[2]
Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini.[2] Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.[3] Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Mediteranian.[2] Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit.[2] Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantuk kesehatan.[2] Hal ini sudah lama diketahui oleh King Salomon, Cleopatra dan Herod the Great sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.[2]
sumber : wikipedia
gunadarma.ac.id
Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada Jordan Riff Valley dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.[2] Garam, kapur dan gypsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.[2]
Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini.[2] Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.[3] Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Mediteranian.[2] Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit.[2] Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantuk kesehatan.[2] Hal ini sudah lama diketahui oleh King Salomon, Cleopatra dan Herod the Great sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.[2]
sumber : wikipedia
gunadarma.ac.id
Subscribe to:
Posts (Atom)