Wednesday, February 23, 2011

Pesawat Putra Khadafi Tidak Diizinkan Mendarat di Libanon

Tripoli - Situasi di Libya kian memanas. Di tengah situasi tersebut, beberapa anggota keluarga pemimpin Libya Muammar Khadafi ingin meninggalkan negeri itu untuk pergi ke Libanon. Namun rencana itu gagal. Sebab otoritas Beirut di Libanon menolak memberikan izin mendarat bagi pesawat yang mengangkut rombongan tersebut.

Pesawat tersebut milik salah seorang putra Khadafi, Hannibal Khadafi. Pesawat pribadi itu membawa istri Hannibal, Aline Skaff yang ingin pulang ke tanah kelahirannya, Libanon. Beberapa anggota keluarga Khadafi lainnya juga berada dalam pesawat tersebut.

"Bandara Beirut menerima permintaan dari otoritas Libya agar mengizinkan sebuah pesawat milik keluarga Khadafi yang mengangkut Aline Skaff, istri Hannibal Khadafi serta para penumpang lainnya untuk mendarat," ujar pejabat Libanon seperti dilansir Press TV, Kamis (24/2/2011).

"Libanon menolak permintaan itu," imbuh pejabat yang minta dirahasiakan identitasnya. Dia menolak menjelaskan lebih jauh.

Seorang pejabat pemerintah Libanon mengatakan, jet tersebut dilarang mendarat setelah otoritas Libya menolak memberikan daftar rincian para penumpang pesawat.

Keluarga Khadafi memang tidak disambut di Libanon dikarenakan hilangnya figur terkemuka Syiah, Imam Moussa al-Sadr secara misterius. Selama ini Libanon meyakini bahwa Imam Moussa al-Sadr, pendiri gerakan Amal di Libanon, diculik atas perintah pejabat-pejabat senior Libya ketika dalam perjalanan resmi ke Libya pada Agustus 1978 silam.

Disertai dua pembantunya, Mohammed Yaqoub dan Abbas Badreddin, Sadr tadinya dijadwalkan bertemu dengan pejabat-pejabat rezim Khadafi ketika mereka hilang secara misterius. Berita mengenai Sadr simpang-siur. Ada yang menyebut Sadr tewas di Libya, namun ada pula yang menyebut dia masih hidup.

Pada tahun 2008, pemerintah Beirut mengeluarkan perintah penangkapan Khadafi atas hilangnya Sadr. Namun rezim Libya berulang kali membantah terlibat dalam hilangnya Sadr.

Pemerintah Libya mengklaim bahwa Sadr dan dua pembantunya telah meninggalkan Libya dalam keadaan baik dengan menaiki pesawat bertujuan Italia. Namun pemerintah Italia membantah klaim tersebut.

sumber : detik news.com
gunadarma.ac.id

No comments:

Post a Comment