Jakarta - Bentrokan antara aparat keamanan dan warga dalam upaya pembongkaran makam Mbah Priok akhirnya pecah Rabu 14 April kemarin. Padahal, pendekatan aparat kepada ahli waris, warga dan ormas pendukung keberadaan makam sudah dilakukan sejak 4 tahun lalu.
"Kita sudah melakukan pendekatan sejak empat tahun lalu. Kita sudah bertemu dengan para habib, ahli waris, Front Pembela Islam (FPI), FBR juga," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (PP), Haryanto Badjoeri, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (16/4/2010).
Benturan itu tercatat menewaskan tiga orang anggota Satpol PP dan ratusan korban luka dari pihak warga dan aparat. Berikut kronologi Priok Berdarah versi Kepala Satpol PP Haryanto Badjoeri.
Pukul 05.00 WIB
Aparat keamanan gabungan melakukan apel karena aparat mendapat informasi dari Intel Kodim kalau situasi kondusif di area makam.
Pukul 06.15 WIB
Pasukan sudah berbaris di jalan menuju makam. Tapi Satpol PP sudah dilempari batu, bom molotov, dan air keras. Satpol PP saat itu hanya bisa berlindung dengan tameng.
Satpol PP perlahan maju, tapi dihadang di depan gapura makam. Banyak anggota Satpol PP yang luka-luka karena sabetan senjata tajam seperti celurit, samurai dan lain-lain. Ada yang perutnya robek, tangan nyaris putus. Saat itu korban dari Satpol PP mencapai 29 orang, padahal saat itu belum pukul 09.00 WIB.
Pukul 10.00 WIB
Bentrokan sempat berhenti, aparat hanya bertahan.
Pukul 11.30 WIB
Terjadi lagi bentrokan. Saat itu aparat belum mendapat perintah mundur.
Pukul 12.30 WIB
Perintah mudur diterima aparat. Tapi saat itu kita sampaikan melalui HT maupun HP kepada teman di lapangan. Namun susah dihubungi.
Tapi lama-lama aparat akhirnya mundur. Tapi saat itu aparat sudah dikepung massa. Anggota terkepung di kawasan Peti Kemas dan sore hari aparat baru dievakuasi lewat laut dengan kapal.
sumber : detikNews
No comments:
Post a Comment